Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami
perkembangan yang sangat pesat, antara lain ditemukannya bahan kimia yang
bermanfaat dan sangat penting. Dalam kehidupan kita sehari-hari, makanan minuman,
sampai ke produk kosmetik yang kita pakai pun sebagian besar berasal dari
produk kimia. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-bahan kimia dan
alat-alat untuk menggunakannya didalam laboratorium.
Di dalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat
yang terbuat dari kaca, pelastik, karet, logam dan lain-lain. Peralatan
tersebut ada yang berfungsi sebagai wadah dan pengukuran volume. Wadah dan
pengukuran volume ada yang ditera dengan telit, seperti alat ukur pipet
volumetrik, pipet mohr, labu takar dan buret serta ada yang tidak perlu ditera
dengan teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan mempengaruhi hasil
praktikum secara kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari
alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang akan digunakan
tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya pada alat tersebut masih tersisa zat kimia, maka zat tersebut dapat
saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan
kegagalan dalam praktikum. Tentunya mengenal dan memahami alat laboratorium
sangatlah penting bagi praktikan agar praktikum berjalan lancar.
1.2
DASAR
TEORI
Bila kita memecahkan suatu
masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan
melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu
langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal
ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat
diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi
atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam
sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat
laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya alat
pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa,
gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin).
Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas
harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas
wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu
takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan
alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas
saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan
fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan
praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum
melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan
kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat
atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering
menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang
mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat
digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin,
1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan
dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu
bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada
kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak.
Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang
merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki
sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau
detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan
detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih
membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang
sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan.
Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran,
kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 :
577-578).
Dalam pengukuran harus
diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat ukur terutama jenis
ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan timbangan
analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan maka
didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut
masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat
diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Data yang diperoleh
mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti
kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada
hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya
sampai saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu
penelitian memerlukan dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan
hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu
penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat
laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 :
3).